MANAJEMEN
PEMELIHARAAN ANAK BABI
KASTRASI DAN
TAIL DOCKING
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Peternakan
babi di Indonesia sampai
saat ini sudah semakin berkembang. Perkembangan peternakan khususnya
ternak babi ke arah peternakan komersial sudah ada sejak beberapa
tahun yang lalu, bahkan pada saat ini peternakan babi di Indonesia
sudah banyak yang bersekala industri. Perkembangan ini tentu saja
harus diimbangi dengan pengelolaan yang profesional dan disertai
dengan tata laksana yang baik. Tata laksana dan pengelolaan yang baik
maka akan menghasikan produksi ternak sesuai yang diharapkan oleh
peternak.
Manajemen
yang baik dalam pemeliharaan babi sangat diperlukan, meliputi keadaan
kandang, pakan serta sistem pemeliharaannya, karena babi mudah
terserang penyakit dan mikroorganisme. Selain itu, untuk meningkatkan
produktivitasnya perlu diketahui mengenai tatacara pemeliharaan
sesuai dengan tahapan umurnya. Terlebih untuk babi yang baru lahir,
karena sejak lahir hingga babi berumur 10 hari akan sangat sensitif
dalam menghadapi lingkungan yang berat sehingga angka kematiannya
cukup tinggi, terutama jika pemeliharaannya kurang baik. Oleh karena
itu diperlukan manajemen pemeliharaan anak babi seperti Kastrasi dan
juga pemotongan ekor.
Tujuan
Tujuan
penulisan ini adalah untuk mengetahui manajemen pemeliharaan babi
terutama kastrasi dan pemotongan ekor pada anak babi.
MATERI
DAN METODE
Materi
Alat
yang digunakan dalam penyelesaian makalah ini adalah computer atau
laptop. Bahan yang digunakan adalah jurnal, serta karya ilmiah guna
mendukung pembuatan makalah ini.
Metode
Prosedur
dalam penyelesaian makalah ini adalah mencari bahan melalui internet
berupa jurnal dan karya ilmiah yang mendukung tentang pemotongan ekor
dan juga kastrasi.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Kastrasi
Organ
reproduksi ternak jantan terdiri dari testis, scrotum, corda
spermaticus, kelenjar tambahan, penis, preputium dan system saluran
reprodukasi jantan. System saluran inii terdiri dari vasa, efferentia
yang berlokasi di dalam testis, epididimis, vas deferens, dan urethra
external yang bersambung ke penis. Testis berasal dari corda
genitalia primer, sedangkan system saluran reproduksi berasal dari
ductus wolffii.
Kastrasi
adalah penghilangan testis. Kastrasi tidak dapat meningkatkan
pertumbuhan. Jantan kastrasi kan mempunyai pertumbuhan lebih rendah
daripada jantan tanpa kastrasi dan lebih tinggi daripada betina.
Tidak adanya testis akan mempengaruhi produksi hormn testosteron yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan. Adanya kesan pertumbuhan jantan
kastrasi yang lebih cepat daripada jantan tanpa kastrasi mungkin
disebabkan karena jantan kastrasi lebih tenang sehingga paknannya
lebih bagus.
Kastrasi
dapat dilakukan dengan metode operasi maupun tanpa operasi. Operasi
dilakukan dengan membuka scrotum kemudian mengambil testis yang ada
di dalamnya. Tanpa operasi, kastrasi dapat dilakukan dengan pemberian
karet pada pangkal scrotum sehingga peredaran darah tidak lancar dan
scrotum beserta testis akan mengalami degenerasi. Kastrasi dapat juga
dilakukan dengan tang penjepit sehingga aliran darah ke testis
terputus.
Tujuan
kastrasi terhadap ternak peliharaan secara umum antara lain yaitu:
Mempersiapkan
ternak potong dengan mutu karkas daging yang lebih bagus
Meredam
atau mnegurangi tingkat agresifitas ternak jantan
Mencegah
terjadinya perkawinan ternak yang tidak diinginkan atau ternak yang
tidak lolos seleksi sesuai standar produksi yang diharapkan.
Menerapkan
strategi tata laksana pemeliharaan ternak yang mendukung usaha
Sedangkan
manfaat dari pelaksanaan kastrasi terhadap ternak antara lain:
Mengurangi
biaya produksi atau pemborosan biaya yang tidak diinginkan
Mendapatkan
ternak yang bertempramen lebih jinak sehingga energinya bisa
dihemat untuk pembentukan daging
Ternak
yang dikastrasi adalah ternak yang akan dijadikan bibit, oleh karena
itu waktu terbaik melakukan kastrasi yaitu setelah proram seleksi
selesai dilaksanakan sehingga ternak yang tidak mencapai standar
seleksi dikastrasi untuk menghasilkan daging. Umumnya umur ternak
yang dikastrasi adalah ternak yang berumur 2 minggu (Andrew 2011).
Pada umur ini, anak babi dengan mudah ditangani, shok dan
gangguan pertumbuhan sangat minim, dan kesempatan luka terkena
infeksi sangat kurang karena tempat atau kandang menyusu lebih bersih
daripada kandang ternak babi sapihan. Apabila seekor babi akan
dikastrasi, kita tidak hanya harus mempertimbangkan umurnya, tetapi
juga kesehatan dan kemampuan dari ternak terhadap kondisi cekaman
(stress). Melakukan kastrasi adalah suatu operasi yang sederhana
tetapi hal ini dapat menimbulkan bahaya apabila seseorang tidak
mempertimbangkan kondisi ternak dan ligkungannya. Kastrasi dapat
berhasil pada setiap musim, akan tetapi paling baik melakukannya
apabila keadaan cuaca menyenangkan, dipilih hari yang cerah, sejuk,
hindarkan cuaca dingin, basah atau beruap.
Pemotongan
Ekor
Ekor
anak babi akan cukup merugikan dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan. Beberapa hal yang merugikan apabila ekor ternak babi
dibiarkan yaitu mudah terjadi perkelahian atau gigitan antar ternak
pada ekor, selain itu ekor yang panjang akan menyebabkan ternak babi
turut mengibaskan kotoran ke temoat makan atau ke sesama ternak dalam
kandang. Mengigit ekor termasuk ke dalam kanibalisme yang merupakan
suatu masalah serius dan sering terjadi dihampir semua peternakan
babi. Pemotongan ekor pada babi akan mempengaruhi kesejahteraan babi
karena dapat mencegah trauma serta kesakitan akibat kanibalisme dari
lawannya. Pemotongan ekor merupakan manajemen rutin yang dilakukan
pada peternakan babi untuk mengontrol kanibalisme maka secara rutin
dilakukan pemotongan ekor pada anak babi baru lahir. Panjang ekor
yang dipotong dapat dari ujung hingga pangkal ekor. Tetapi biasanya
cukup untuk memotong dua pertiga hingga tiga perempat dari ekor. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pemotongan ekor adalah kebersihan alat
dan kesehatan anak babi tersebut. Pemotongan ekor dilakukan dengan
dua cara yaitu konvensional dan CAUT atau menggunakan besi pemotong.
Pada pemotongan konvensional, Analgesik dan anastesi tidak digunakan
untuk mneghilangkan rasa sakit saat pemotongan ekor pada peternakan
babi komersil di Amerika Setikat. Padahal hal tersebut sangat
berlawanan dengan kesejahteraan ternak. Pemotongan ekor secara CAUT
lebih baik dibandingkan metode konvensional. Hal tersebut karena
dapat mengurangi rasa sakit pada ternak serta dapat mencegah ternak
dari stres karena pemotongan tersebut (Sutherland 2007)
SIMPULAN
Berdasarkan
ulasan berbagai sumber tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kastrasi
dan pemotongan ekor pada anak babi merupakan suatu tatalaksana
manajemen pemeliharaan yang harus diperhatikan tatacaranya agar dapat
mencegah ternak stres dan trauma. Kedua manajemen tersebut juga harus
memperhatikan kesehatan, kebersihan serta umur ternak.
DAFTAR
PUSTAKA
Andrew
L. 2011. Kastrasi Ternak Babi. Manado (ID): Universitas Sam Ratulangi
Press
M
A Sutherland, P J Bryer, N Krebs, J J McGlone. 2007. Tail docking in
pigs:
acute
physiological and behavioural responses. Texas (US): exas Tech
University
Press